Nominasi Mantan Presiden Indonesia Dalam OCCRP 2024 Menjadi Dosa Serta Beban Yang Harus Dipikul Oleh Rakyat

Nominasi Mantan Presiden Indonesia Dalam OCCRP 2024 Menjadi Dosa Serta Beban Yang Harus Dipikul Oleh Rakyat

wartapalapa
Rabu, 01 Januari 2025

  

Jacob Ereste

Warta-palapa.com, Banten

Organisasi Jurnalis Investigasi terbesar di dunia OCCRP ( Organized Crime and Corruption Reporting Project) sebuah lembaga non pemerintah yang fokus pada isu korupsi menyebut nama Joko Widodo masuk dalam salah satu tokoh dunia paling korup pada akhir tahun 2024. Person of The Year in Crime and Corruption OCCRP yang dirilis dalam situs resmi mereka, seperti yang dikutip CNN Indonesia, Selasa, 31 Desember 2024.


Nama Joko Widodo, dijejerkan lembaga independen itu dalam sederet nama finalis yang masuk dalam daftar Person of The Year 2024 katagori kejahatan organisasi dan korupsi yang lazim disebut Person of The Year 2024 in Organized Crime and Corruption Reporting Project.


Diantara lima orang tokoh yang masuk sebagai finalis berdasarkan voting terbanyak dari pembaca hingga jurnalis di berbagai belahan dunia, menyatakan secara berurut nama-nama tokoh tersebut adalah; (1) Presiden Kenya, William Ruto, (2) Mantan Presiden Indonesia, Joko Widodo, (3) Presiden Nigeria, Bola Ahmed Tinubu, (4) Mantan Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina, dan (5) Pengusaha India, Gautam Adani.


Dari pihak penerbit OCCRP yang berkantor pusat di Amsterdam, Brlanda, Drew Sullivan mengatakan bahwa korupsi merupakan hal yang mendasar dari upaya merebut kekuasaan negara dan menjadikan pemerintahan otokratis berkuasa. Dalam pemerintahan yang korup ini kata dia ditandai oleh (1) pelanggaran hak asasi manusia, (2) memanipulasi Pemilu, (3) menjarah sumber daya alam dan (4) hingga selalu menciptakan konflik, akibat ketidakstabilan yang melekat pada diri mereka.


Yang gawat, satu-satunya masa depan mereka -- yang tidak ada pilihan lain -- adalah keruntuhan yang maha dahsyat, atau revolusi, tandas Drew Sullivan.


OCCRP yang berkantor pusat di Amsterdam, Belanda ini sudah aktif bergiat sejak tahun 2012 dengan ajek setiap tahun menentukan orang-orang yang paling banyak melakukan kejahatan dan korupsi terorganisir dari seluruh dunia. Penghargaan ICCRP ini bertujuan untuk mempromosikan akuntabilitas dengan menyoroti tingkah laku mereka yang dinilai sudah melakukan dukungan terhadap korupsi dan keculasan politik yang dominan menyertai perilaku mereka tersebut.


Seleksi nominasi untuk mereka yang dianggap paling tokoh paling korup pada tahun 2024 ini dijaring sejak 5 Desember 2024 terbuka bagi publik, jurnalis,  akademisi, pelaku bisnis serta penegak hukum.


Sejak tahun 2012 setiap tahun OCCRP telah menetapkan sosok yang paling banyak melakukan kejahatan dan korupsi terorganisir dari seluruh dunia. Dari catatan OCCRP setidaknya sejak tahun 2017 tercatat nama Presiden Filipina, Rogdrigo Duterte, tahun 2018 kepada Bank terbesar di Denmark, Danske Bank yang mendukung pencucian uang secara besar-besaran di Estonia, Perdana Menteri Malta, Joseph Muscat tahun 2019, Presiden Brazil, Jair Bolsonaro tahun 2020, Presiden Balarusia, Aleksandra Lukashenko, tahun 2021, Pemimpin Tentara Bayaran Rusia, Yevgeny Prigozhin tahun 2023,  dan Jaksa Agung Guatemala, Maria Consuelo Porras pada tahu 2023. Lalu sekarang nominasi unggulan untuk tahun 2024, nama Presiden Kenya, William Ruto dibayangi oleh mantan Presiden Indonesia, Joko Widodo.


Kontestasi buruk ini, pasti akan ikut melambungkan nama Indonesia di mata masyarakat dunia, meski beranjak dari sisi yang buruk. Konsekuensinya memang -- karena saat itu tidak mampu dicegah oleh bangsa Indonesia sendiri -- maka apapun kesan warga masyarakat dunia dari nominasi kesan buruk ini tetap harus ditanggung oleh seluruh rakyat.


Inilah beban dari hukum Islam yang menjadi kewajiban untuk dilakukan. (Jika dikerjakan akan mendapat pahala, dan jika tidak dilakukan harus menanggung dosanya). Kecuali itu, beban psikologis bagi rakyat atas perbuatan buruk pemimpinnya adalah menanggung malu yang tidak terkira dampaknya dalam pergaulan masyarakat  dunia. Karena itu sangat relevan peran serta dan kepedulian dari seluruh rakyat Indonesia untuk menjaga marwah serta martabat bangsa dalam konteks bernegara. Jadi suar oposisi pun perlu dan patut mendapat perhatian dan penghargaan dari segenap aparatur negara. Sebab kesan umum terhadap sosok seorang pemimpin merupakan cermin wajah dari bangsa yang dia pimpin itu juga.


Begitulah, nominasi mantan Presiden Indonesia masuk dalam OCCRP tahun 2024 menjadi dosa serta beban yang harus dipukul oleh seluruh rakyat. Sebab harga diri dan marwah atau harkat dan martabat bangsa Indonesia akan jadi lecehan bangsa-bangsa lain di dunia. (**)