Warta-palapa.com, Jakarta
Lanskap industri fintech di Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang dinamis. Namun, inovasi fintech tetap berkembang berkat kerangka regulasi yang mendukung, terutama setelah penerapan Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK) dan peraturan pelaksanaannya. Industri fintech juga kini semakin prudent, dengan arah menuju profitabilitas yang lebih jelas. Perusahaan-perusahaan mengadopsi strategi bisnis berkelanjutan, meningkatkan efisiensi operasional, dan berfokus pada produk bernilai tinggi. Komitmen terhadap prinsip Governance, Risk Management, and Compliance (GRC) dan bahkan juga menjajaki penerapan prinsip Environment, Social, Governance (ESG), memungkinkan perusahaan fintech untuk mengatasi tantangan serta memanfaatkan peluang, sehingga memperkuat peran industri fintech dalam mendorong inklusi keuangan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, Senin (11/11/2024)
Berdasarkan laporan e-conomy SEA 2024 dari Google, Temasek, dan
Bain & Co., Gross Merchandise Value (GMV)
ekonomi digital Indonesia mencapai USD90 miliar pada tahun 2024, tumbuh 13%
dibanding pada tahun sebelumnya. Nilai tersebut diperkirakan akan mencapai
USD200-USD 360 miliar pada 2030 mendatang. Melalui sinergi dan kolaborasi
antara pemain industri fintech dengan Lembaga Jasa Keuangan lain dan
Pemerintah, pengembangan keberlanjutan bisnis model yang dijalankan diharapkan
mampu memberikan peningkatan inklusi dan literasi keuangan. Berdasarkan hasil
suvey AFTECH AMS 2024, diketahui bahwa sebanyak 89,3% perusahaan anggota telah
melakukan kemitraan dengan ekosistem ekonomi digital untuk meningkatkan
pertumbuhan dan inovasi. Lebih lanjut diketahui bahwa sebanyak 66% perusahaan
anggota telah melakukan kerjasama dengan Bank serta sebanyak 35% perusahaan
anggota melakukan inisiatif untuk menjalin kemitraan strategis dengan
Pemerintah.
Melalui perayaan Hari Fintech Nasional (11/11)
yang menjadi momentum utama dalam melakukan sinergi dan kolaborasi pada
industri fintech, Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH)
berkolaborasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Asosiasi Fintech Pendanaan
Bersama Indonesia (AFPI), dan Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) serta
didukung oleh Bank Indonesia (BI) kembali menyelenggarakan Bulan
Fintech Nasional (BFN) 2024 guna mendorong pertumbuhan
ekonomi digital dan mengakselerasi digitalisasi sektor keuangan. Rangkaian
kegiatan BFN 2024 akan berlangsung selama satu bulan penuh, dimulai dari 11
November 2024 hingga 12 Desember 2024. Di samping itu, The
6th Indonesia
Fintech Summit & Expo yang mengusung tema “Technology
Convergence: Shaping The Future of Finance And Beyond" akan
menjadi puncak acara dan berlangsung selama dua hari pada 12
November dan 13 November 2024. Kegiatan yang dilakukan di The
Kasablanka Hall, Jakarta, akan menghadirkan lebih dari 60
pembicara dalam 25 sesi conference, serta menampilkan
lebih dari 50 partisipasi booth dari perusahaan fintech ternama dengan
16 kegiatan edukasi dan entertainment pada
INFINITY Stage pada
area Expo.
Pada event
kick-off BFN
dan The 6th IFSE 2024 yang dilaksanakan
11 November di Wayang Bistro, Jakarta, Kepala Eksekutif
Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset
Kripto Otoritas Jasa Keuangan Hasan Fawzi mengatakan bahwa OJK mengarahkan ekosistem keseluruhan
keuangan digital di Indonesia selain bertumbuh dengan cepat juga menuju ke arah
yang bisa memberikan manfaat.
“Bermanfaat tidak hanya bagi para pelaku bisnis dan kegiatan di
industrinya saja tapi juga berdampak kepada peningkatan dan manfaat kegiatan di
sistem keuangan dan tentu mendukung pertumbuhan perekonomian nasional,"
kata Hasan seraya menambahkan pentingnya mengedepankan pelindungan konsumen
dengan meningkatkan pengawasan market conduct.
Selain itu, Hasan menyampaikan bahwa OJK sedang menyiapkan Pusat
Inovasi dengan konsep pentahelix yang akan menjadi pusat kolaborasi antara
pemerintah, pelaku industri, masyarakat, akademisi dan media dengan tujuan
mendukung pertumbuhan perusahan inovatif di sektor keuangan.
Melihat kepada kondisi dimana kolaborasi menjadi hal yang utama
yang dibutuhkan dalam kesinambungan industri fintech di Indonesia, pada
kesempatan yang sama Ketua Umum AFTECH, Pandu Sjahrir menyatakan
“Sebagai Asosiasi bagi penyelenggara industri fintech (ITSK), AFTECH terus
memegang komitmen untuk bekerjasama dengan regulator OJK, BI dan Pemerintah
dalam menciptakan inovasi keuangan digital yang bertanggungjawab serta
mendorong peningkatan inklusi dan literasi keuangan, serta turut mengakselerasi
pertumbuhan ekonomi digital Indonesia". Salah satu wujud kolaborasi yang
dilakukan, AFTECH kembali memimpin inisiatif diselenggarakannya Bulan Fintech
Nasional (BFN) 2024 bersama OJK, AFSI, dan AFPI, serta didukung oleh BI sebagai
momentum untuk memperkenalkan ragam produk dan layanan fintech kepada
masyarakat Indonesia. Sepanjang Bulan Fintech Nasional 11.11 – 12.12.2024,
masyarakat Indonesia akan diperkenalkan dengan berbagai jenis bisnis model
fintech yang ada di Indonesia dengan menghadirkan berbagai serangkaian kegiatan
edukatif melalui penyelenggaraan webinar serta program insentif dari berbagai
perusahaan fintech terkemuka.
Sebagai salah satu mitra penyelenggara, kehadiran AFSI turut
mempertegas pesan bahwa sinergi dan kolaborasi menjadi misi utama dalam
pengembangan industri fintech, hal ini diperkuat oleh pernyataan Ketua
Umum AFSI, Ronald Yusuf Wijaya, “Sebagai bagian dari
ekosistem fintech, AFSI memandang bahwa kolaborasi dalam Bulan Fintech Nasional
ini adalah langkah strategis untuk memastikan bahwa fintech syariah juga
berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sepanjang BFN, kami
fokus pada 27 program literasi dan edukasi serta 4 inisiatif penguatan
ekosistem digital syariah yang melibatkan sinergi erat antara anggota
perusahaan dan perguruan tinggi AFSI, serta pemangku kepentingan ekonomi dan
keuangan syariah. Kami juga menghadirkan pemimpin global di sektor blockchain
dan kripto syariah untuk berbagi inspirasi dan best practice tentang
adopsi Web3 dalam memperkuat potensi keuangan syariah. Kami harap momentum ini
dapat memperkuat upaya kami dalam meningkatkan literasi dan inklusi produk
keuangan digital syariah dan menghadirkan produk dan layanan yang relevan untuk
masyarakat Indonesia."
Di sisi lain, Sekretaris Jenderal AFPI, Tiar Karbala, turut
menyatakan, “di tengah pertumbuhan industri fintech yang pesat, AFPI
menempatkan perlindungan konsumen dan edukasi sebagai prioritas utama. Bulan
Fintech Nasional menjadi momen penting bagi AFPI untuk berkolaborasi dengan
OJK, AFTECH, dan AFSI dalam memperkuat literasi keuangan, mendorong pertumbuhan
industri yang sehat, serta meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan
keuangan digital. Kami percaya bahwa sinergi ini akan mendukung pencapaian
inklusi keuangan yang lebih luas."
Pada program BFN 2024, AFTECH telah menghimpun partisipasi aktif
pelaku industri. Hingga saat ini terdapat 74 Perusahaan Anggota AFTECH yang
mendukung dan partisipasi sebagai Kontributor dan 20 media partner yang
berpartisipasi. Sebagai informasi, selama penyelenggaraan BFN 2024, lebih dari
85 program promosi yang dihadirkan untuk Masyarakat Indonesia diantaranya cashback, discount, giveaway, referral
code, free admin fee, termasuk
penyediaan 115 lowongan pekerjaan dalam Fintech Virtual Job Fair dan
lebih dari 113 kegiatan edukasi dan literasi.
The 6th IFSE dan BFN 2024 juga akan mengenalkan maskot Anak Fintech Indonesia (AFIN) dan turut mengajak masyarakat untuk memeriahkan kampanye digital #GueAFIN & #SiPalingFintech yang diharapkan dapat meningkatkan antusias publik untuk menjadi individu yang paling mengerti fintech sehingga dapat memberikan pengaruh yang positif kepada lingkungan sekitarnya untuk mengenal, memanfaatkan dan menggunakan ragam produk dan layanan fintech dalam mendukung aktivitas sehari-hari dan mendorong digitalisasi UMKM di Indonesia. Bersama, ikuti BFN dan The 6th IFSE 2024 dengan melakukan pendaftaran melalui www.bulanfintechnasional.com dan jadi #SiPalingFintech. (*)