Warta-palapa.com, Lampung Timur
Lek Pian begitu biasa warga memanggil Supiyanto (54) penjaga tempat pemakaman umum (TPU) Desa Sidorejo. Sambil mengayunkan cangkul ia membersihkan rumput yang tumbuh dijalan menuju lokasi pemakaman. Baru setahun ini ia mengantikan Mbah Rebo yang sudah tidak mampu lagi menunaikan tugasnya karena usia dan sakit sakitan.
Sesekali ia meneguk kopi disela pembicaraan kami dan menghisap dalam dalam rokok kretek kesukaannya. Sejurus kemudian ia mengajakku untuk mengelilingi ribuan makam untuk menunjukkan bagaimana ia bekerja sehari hari di komplek TPU itu.
Ditengah terik panas hari itu, Lek Pian mengajak kami mendatangi sebuah makam, berjongkok sambil mengayunkan sabit di tangannya ke rumput liar yang tumbuh subur di samping makam tersebut, Kamis (21/11/2024)
Itulah keseharian Lek Pian. Sebagai pengelola, penjaga, pembersih makam seluas tanah lebih kurang 1,5 hektare di TPU Desa Sidorejo kecamatan Sekampung Udik, Lampung Timur
Di tengah usia lebih dari setengah abad itu masih tampak semangat menyelesaikan pekerjaan yang digelutinya sejak satu tahun silam.
“Sudah lebih setahun ini mengantikan Mbah Rebo karena sakit sakitan,” tutur Lek Pian santai.
Lelaki kelahiran 1969 itu kesehariannya bekerja pukul 06.00 wib hingga 17.00 wib. Namun dirinya tetap harus siap ketika warga memerlukan tenaganya kapanpun
" Harus tanggung jawab penuh, walaupun malam ketika ada orang yang membutuhkan siap datang ke makam " ujarnya.
Walau begitu Pian tetap bersemangat melakukan pekerjaannnya itu, baginya pekerjaan tersebut sebagai bentuk pengabdiannya kepada masyarakat walau hanya membersihkan rumput liar yang tumbuh subur di sekitar pemakam muslimin dan kristiani itu.
Supiyanto mengaku tidak menerima gaji hingga saat ini, karena gaji dari desa masih tetap diberikan kepada Mbah Rebo dan ia juga merelakannya.
"Saya syukuri walaupun dari sumbangan warga yang berziarah" kata Pian
Ia hanya mengandalkan uang yang didapat dari hasil kotak sumbangan warga yang melakukan ziarah. Sebagian ia sisihkan untuk membangun Gapura masuk ke makam, juga diberikan kepada penjaga makam yang lama yakni Mbah Rebo karena kasihan.
“Untuk membeli semen bangun gapura supaya makan terlihat lebih rapi,” ucap Pian.
Terkadang ia juga mendapatkan imbalan dari warga yang menitipkan makam sanak saudara nya untuk dibersihkan dari rumput liar.
Kejadian Aneh Pertama Kali Bekerja
Pian bercerita suka dukanya selama bekerja menjaga makam
Kebanyakan orang menganggap makam sebuah tempat angker. Namun bagi Pian, ditempat itu dirinya merasa tenang, ia juga menyiapkan alat Shalat serta beberapa perabot untuk membuat kopi.
Pian mengaku pernah mengalami hal gaib ketika baru pertama bekerja di sekitar makam. Namun kejadian itu sama sekali tidak membuatnya takut.
“Waktu baru pertama di sini ada yang mengerutuk (melempar) menggunakan tanah dan kerikil namun saya diam. Dan esoknya saya shalat memohon agar diberikan kemudahan dan keselamatan kepada yang mahakuasa.” terangnya.
Kejadian aneh juga pernah dialami oleh keluarga mayit saat membuat Kijing (Bangunan Kuburan
"Warga itu tiba tiba kesurupan. Dan akhirnya meminta dia untuk didoakan" kata dia
Pian berharap agar masyarakat bisa bersama sama ikut membantu pembangunan dimakan, terutama lampu untuk penerangan dan Pagar.
"Kalau lampunya bisa dipasang dibeberapa titik, nantinya tidak menghambat saat ada pemakaman walau malam hari" terang Pian. (Edi Asadad)