Wartapalapa.com, Tulangbawang Barat
Setelah dimulai dari 06 November 2020 yang lalu, Tubaba Internasional Bambu Festival (TIBF) telah usai digelar dan ditutup pada 08 November 2020, namun nampaknya ada Beberapa hal yang menjadi pertanyaan.
Menurut Ahmad Basri, salah satu Pemerhati Sosial Budaya Kabupaten Tubaba, jika menelisik dari kata Internasional dalam festival tersebut, menunjukkan sebuah acara global demografi sosiologis para pesertanya.
"Dunia global dibagi menjadi istilah Eropa Barat, Eropa Timur, Asia Tenggara, Asia Pasifik Timur Tengah dan Africa. Sementara dari acara TIBF yang menggunakan sinopsi Internasional itu, Negara mana saja yang hadir sebagai perwakilannya,"Cetus Ahmad Basri atau yang sering dipanggil Abas Karta pada Senin, 09-November-2020 siang.
Berdasarkan pantauan yang ada, lanjut Abas Karta, Sepertinya tak terbukti ada unsur perwakilan Negara atau perorangan diacara tersebut.
"Jangankan untuk menunjukkan peserta pada tingkat Nasional / perseorangan, dari perwakilan Provinsi saja tak terlihat dilapangan,"Imbuhnya.
Selain itu, Abas Karta berujar bahwa harus Perlu diperjelas kegiatan TIBF yang menggunakan istilah Internasional, sebab itu mengandung makna bahwa kegiatan tersebut pasti menggunakan dana keuangan yang sangat besar sebab melibatkan peserta luar Negeri.
"Jika peserta dari Luar Negeri tidak ada, maka alokasi dana keuangan perlu dipertanyakan keberadaannya, dan tentunya harus kembali pada kas Negara, itu yang perlu dipertegas kepada penyelenggara Kegiatan itu,"Pungkasnya.
Sebelumnya, Semi Ikra Anggara selaku penyelenggara TIBF tersebut pernah berucap jika anggaran yang digunakan untuk kegiatan itu menelan anggaran senilai Rp 750 juta dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, sedangkan
Soal dana dari Pemda Tubaba melalui Disparpora Tubaba dirinya tidak mengetahuinya.
Sayangnya, Kadisparpora Kabupaten Tubaba hingga berita ini ditayangkan belum bisa dimintai keterangan. (sul)